Kamis, 21 Agustus 2008

HIBURAN RAKYAT




Salah satu tradisi acara 17 belasan di Palembang bahkan di beberapa kota di Indonesia adalah Panjat Pinang ini, di sebuah desa tidak jauh dari Palembang acara ini justru diadakan pada hari lebaran. Konon cerita Panjat pinang ini adalah mainan Pandjat Pinang Doeloe Mainan Pendjajah ini ceritanya yang saya ambil dari okzone.com

Pandjat Pinang Doeloe Mainan Pendjajah

Arpan Rachman - Okezone

PALEMBANG - Siapa yang tahu sejarahnya sejak kapan permainan panjat pinang?
Emi Bachtiar (78), janda pensiunan seorang pejuang kemerdekaan di Palembang, mengungkapkan masa kecilnya sebelum Indonesia merdeka awal 1930-an, panjat pinang sudah jadi permainan.
Para lelaki kuat berotot kulit sawo-matang pribumi harus saling injak bahu-membahu untuk membentuk "tangga hidup" demi menjangkau pucuk sebatang pohon pinang yang licin lantaran diolesi minyak gemuk atau oli.
Tujuannya satu, nostalgia Emi, mendapat hadiah. Bentuknya berupa sebungkus keju atau gula pasir. "Penghajat acara panjat pinang dulu biasanya keluarga Belanda," tutur nenek dua cucu, warga Jalan RW Monginsidi, Palembang.
Atau mungkin saja diadakan keluarga pribumi kaya-raya yang notabene penyekongkol penjajah. Hajatnya macam-macam perayaan ulang tahun atau pernikahan.
TF Wijaya, pengamat perilaku sosial, mengecam panjat pinang sebagai permainan yang menghinakan.
Menurutnya, di sejumlah negara ada tradisi menghamburkan kekayaan setiap perayaan kemerdekaan. Pesta lempar-lemparan tomat di Spanyol, minum bir bersama di Jerman, dan makan ayam kalkun di Amerika Serikat. Hal itu menunjukkan bahwa tujuan kemerdekaan telah membuat penduduk bangsa menjadi kaya-raya.
"Bagaimana tidak dihinakan, sekelompok orang disuruh memanjat pohon untuk meraih hadiah, biasanya kebutuhan sehari-hari atau barang mewah yang dimpikan orang miskin," kata Wijaya.
Dan... Penonton yang menyaksikan kelucuan di arena panjat pinang tersenyum ala sinyo dan noni-noni....

Selengkapnya...

PPM BANTAH ANIAYA


Telaga, Pemuda Panca Marga ( PPM ) Kota Palembang membantah anggotanya melakukan penganiayaan yang terjadi 18 Agustus 2008 terhadap dua orang anggota Satuan Polisi Pamong Praja ( Pol-PP ) Kota Palembang.
PPM Kota Palembang tidak terlibat pada insiden pemukulan dua orang anggota Pol-PP Kota Palembang tersebut. Pelaku yang yang mengatas namakan PPM Resimen V Yudha Putra Batalyon I Kota Palembang adalah Oknum yang mengatasnamakan kami , tegas Ketua PPM Kota Palembang Yusuf Sulaiman Singadekane SH, didampingi sekretaris Ali Palita S.Sos kemaren 21/8, di sekretariat PPM Jl. Telaga no. 11, kelurahan 30 Ilir, Kecamatan Ilir Barat II.
Pihaknya telah meng-cross check ke lapangan untuk membuktikan apa memang anggotanya yang melakukan hal tersebut, Dan ternyata mereka bukan ANGGOTA kita, ujarnya. PPM kota Palembang juga bersikap netral dan tidak memihak salah satu Pasangan Calon Gubernur apapun, ia juga menjelaskan Pakaian Loreng tidak dipakai setiap hari. Yusuf menambahkan bahwa PPM Kota juga telah membuat surat Tembusan Klarifikasi tersebut dan surat tersebut akan segera ditembuskan kepada Wali Kota Palembang, Kasat Pol-PP, Kapoltabes Palembang, Dandin 0418 serta ke Pangdam II Sriwijaya.
Kasat Pol-PP Kota Palembang, Drs. H Lidrin Lubay, mengatakan tetap akan memproses secara hukum para Pelaku yang mengaku anggota PPM Kota Palembang. Ini harus diselesaikan agar tidak terjadi konplik antara dua Kubu, Jika polisi tak dapat menyelesaikannya, kita sendiri yang akan bergerak untuk mencari Para Pelaku Tersebut kata Lidrin


Selengkapnya...

Selasa, 19 Agustus 2008

Innalillahi Wainna Ilaihi Raji'un

Telah berpulang ke Rachmatllah pada Hari Rabu tanggal 19 agustus 2008 jam 04.00 wib di RS Mohm Hoesin Palembang dengan tenang Ayahnda kami Bringjen Purn H YAHYA BAHAR ketua Legeum Veteran LVRI Prop Sumatera Selatan, di kebumikan di Makam Pahlawan Ksatria Ksatra Siguntang secara Meliter.
Dengan di Iringin Rintiknya Hujan Pada saat Upacara Persemayanan jenajah dari Pihak Keluarga diserahkan kepada Kodam II Sriwijaya, seakan-akan Bumi Sriwijaya turut bersedih dalam melepas kepergian beliau menuju tempat peristirahatan terakhirnya di Makam Pahlawan KSatria Ksatra Siguntang.
Turut hadir pada Upacara pemberangkatan almarhum rekan-rekan Seperjuang anggota Veteran yang tergabung dalam wadah LVRI kota Palembang, Gubernur Sumsel, Kasdam II Sriwijaya, Wakapolda Sumsel, Ketua DPRD TK I sumsel, Dandim 0418 Palembang, Walikota Prabumulih, Danmen PPM, Danyon PPM Kota Palembang berserta anggota Resimen V Yudha Putra dan jajaran Kodam II Sriwijaya beserta masyarakat maupun jiran tetanggan beliau.
Adapun Biodata Almarhum :
Nama Lengkap : H YAHYA BAHAR
Tempat dan Tanggal Lahir : 11 Desember 1928
Pangkat Dalam Meliter : Brigadir Jendral Purnawirawan
Alamat Rumah : Jl. Eka Bhakti No. 12 ( Mayor ruslan ) Palembang
Status : Kawin, 3 Putra dan 2 Putri
Nama Istri : Nurainy BA
Agama : Islam
PENDIDIKAN dan LATIHAN KEMELITERAN : Latihan Kemeliteran Jepang, Pendidikan Instruktur, Pendidikan lanjutan II, War Trainimh Luar Negri ( India ), Sekolah Staf Komando dan Lemhanas.
PENGALAMAN / JABATAN : Ka Staf TKR Tebing Tinggi,Danki II Yon 02, danki Istimewa, Ajudan Dan Res XIV, Danki Istimewa, Danki Gerilya Lahat, Danki Yon Dempo, Dan Yon 22 Brigsumsel, Wadan Yon Garuda, Wadan Sekolah Inf, Dan Yon Res TT II, Dan Task Force 8, Dan BTC Sriwijaya, Wadan Brigif VIII, Dan Brigif VIII, Wakasdam 4 Sriwijaya,Palor Walawa, Paban Sus Lemhanas, Widyaiswara Lemhanas, Ketua Mada LVRI Sumsel, Anggota Wantim Golkar, Anggota MRP R.I, Anggota DPR R.I
KUNJUNGAN Ke LUAR NEGERI : Negara-negara ASEAN, Perancis, Negeri Belanda, Jerman, Taiwan, RRC, australia dan Korea Selatan.
BINTANG-BINTANG / TANDA JASA : Bintang Grilya, bintang Kartika Eka Paksi, Bintang Veteran R I, Bintang Angkatan 45, Dan 21 Bintang Pengabdian, 10 Piagam Penghargaan, Piagam Gelar Depati Perbo Masyarakat Kerinci dan Piangan Penghargaan atas Pengabdian di DPR R I / MPR R I.

Kami segenap Keluarga Besar PPM Propinsi Sumatera Selatan mengucapkan selamat jalan Ayahnda kami, Bapak kami, tiada kata yang dapat kami ucapkan seraya berdoa dari lubuk hati yang paling dalam Semoga Amal Ibadah beliau dapat diterima oleh Allah Saw dan Semua Dosa-dosanya diampuni oleh yang kuasa amin ya rabbillalami, Merdeka




Selengkapnya...

Sabtu, 16 Agustus 2008

RENUNGAN MALAM



Tepat jam 00.00 wib tanggal 17 Agustus 2008 Resimen V YUDHA PUTRA PPM KOTA dibawah Komando Danyon I Yusuf Sulaiman Singedekane SH mengikuti Renungan Malam ( Renungan Suci ), dengan Inspektur Upacara Kapolda Sumsel Irjen.Pol. ITO SUMARDI yang di ikuti oleh anggota TNI dan Polri, Sat Pol PP, Pegawai Negeri Sipil, Pramuka dan Penjabat Pemerintah TK I Prop Sumsel beserta Undangan Lainya dengan nikmat di Makam pahlawan.
Pagi harinya jam 07.30.wib Para Anggota Resimen V YUDHA PUTRA masih mengikuti Upacara Bendera dalam memperingati HUT RI ke 63 di Plasa Benteng Kuto Besak, dengan Inspektur Upacara Ir. Edy Santana Putra MT sebagai Wali Kota Palembang dan pada jam 10.00 wib para Resimen V YUDHA PUTRA mengikuti Upacara Bendera Detik-Detik Kemerdekaan RI di Lapagan Kantor Gubernur Prop Sumsel dengan Inspektur Upacara GUBERNUR SUMSEL Prof dr H Mahyuddin SpOG ( K ), dengan komanda upacara AKBP Tri Putra Sik ( Kasubid Provost Polda Sumsel ), Perwira Upacara Letkol CAJ Drs Alfitri SH ( Kasubsi Korem 044 Gapo ), Pembawa Bendara Pusaka ( baki ) Syabilah Putri Ramadhani ( siswa kls 3 SMA Negeri Plg ), Komandan Paskibraka Lettu Inf Eli Purwadi ( danton II Yonif 200 Raider 145 ), serta Komandan Peleton Letda Adm I Made Adi Wijaya ( kaur Lanud Plg ).
Dimana pada Upacara Detik-detik Kemerdekaan 17 Agustus 2008 ini Tiga Mantan Gubernur Sumsel Tidak hadir dalam Upacara sperti Ramli Hasan Basri, Rosihan Arsyad dan Syahrial Oesman, kalangan legiun Veteran pentolannya seperti Brigjen (Purn) Yahya Bahar tidak hadir karena sedang berbaring di RSMH Palembang karena sakit.
Turut juga hadir beberapa Tokoh pejuang seperti Pak TATUNG, legiun Veteran lainnya dan beberapa tokoh seperti Ketua DPRD Sumsel Zamzami Ahmad, Kepala Pengadilan Tinggi Agama Sumsel, Kapolda Sumsel, Pangdam II Sriwijaya. Kalangan tokoh pengusahan hadir Fauzi Thamrin dan tokoh pemuda seperti ketua KNPI Sumsel Andi Wijaya Busro, kalangan dunia Usaha dan seperti Dirut Bank Sumsel Asfan Fikri Sanaf, GM Kandatel PT. Telkom Sumbagsel Mukhlis dan perwakilan dari dari PT Pusri Jakfar Abdullah dan undangan lainnya.
Selesai Upacara Gubernur Sumsel mengatakan Makna Peringatan Detik-Detik Proklamasi adalah Momentum Penilaian Sampai Sejauh Mana Mengamalkan UUD 45 dan Pancasila. Pembangunan meyeluruh sudah sejauh mana dilakukan dan momen ini merupakan INSTROSPEKSI, adapun harapan kedepan Sumsel terus maju setelah dasar-dasarnya diletakkan dan pembangunan di semua sektor diteruskan.


Selengkapnya...

KISAH PENGIBAR BENDERA 17 AGUSTUS 1945


Kemerdekaan yang diraih Indonesia 63 tahun silam tentu tidak terlepas dari jasa para pejuang. Bukan hanya bertempur di medan perang, melainkan juga berperan dalam pengibaran Bendera Merah Putih pada 17 Agustus 1945. Dia adalah Ilyas Karim.

Pada reporter SCTV Mochammad Achir dalam Liputan 6 Pagi, Ahad (17/8), Ilyas Karim menjelaskan posisinya saat pengibaran bendera. "Sebagai pelepas bendera tepat di sebelah Fatmawati," kata Ilyas. Sementara sang pengerek bendera adalah Sudanco Singgih dan Latief Hadiningrat sebagai pemegang Bendera Pusaka.

Dikatakan Ilyas, situasi saat pengibaran bendera amat tenang. Orang-orang bertepuk tangan dan meneriakkan kata merdeka usai penaikkan bendera. Kemudian momen yang ditunggu tiba, pembacaan naskah Proklamasi oleh Soekarno. "Saat itu Jepang sudah mondar-mandir di Lapangan Banteng. Tapi dikawal tentara PETA tidak boleh masuk," ucap Ilyas menggambarkan keadaan.

Ilyas menyatakan kebanggaannya didaulat sebagai tim pengibar Sang Saka Merah Putih. Apalagi saat itu usianya masih 17 tahun. Sebenarnya tugas serupa setiap tahunnya dia lakukan ketika bersekolah di Tarbiyah, Banten. Namun alih-alih bendera RI, dia justru mengibarkan bendera Belanda untuk memperingati ulang tahun Ratu Yuliana.

Terlepas dari perannya di hari bersejarah itu, Ilyas menyayangkan sikap pemerintah. Hingga saat ini, pemerintah belum pernah memberikan penghargaan terhadap pejuang berusia 81 tahun ini. Namun ia tidak mempermasalahkannya. Ilyas hanya berharap generasi penerus betul-betul meneruskan yang telah dirintis para pejuang. "Laksanakan pemerintahan secara jujur, jangan sampai korupsi," tutur dia.(YNI/Mochammad Achir)


Selengkapnya...

Rabu, 13 Agustus 2008

PPM KOTA LAKSANAKAN SUNATAN MASSAL DALAM RANGKA HUT R I KE 63




14 Agustus 2008 bertempat di Koramil 418-03 PLAJU, telah dilaksanakan Kegiatan Bhakti Sosial Sunatan Massal guna menciptakan Masyarakat Palembang yang sehat.
Dibuka langsung oleh Bapak Dandim 0418 Palembang Letkol Inf. Yuswandi, didampingi oleh Komandan Batalyon Resimen Kota Yusuf Sulaiman Singedekane SH, beserta anggota PPM Kota, Danramil 418-03 Kapten Inf. A Wagianto dan Camat Plaju.
Peserta Sunatan terdiri dari Keluarga besar TNI ( Kodim 0418), serta keluarga besar Pemuda Panca Marga Kota Palembang dan warga masyarakat. Selengkapnya...

Selasa, 12 Agustus 2008

Presiden Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional

JAKARTA, Kompas,JUMAT - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Jumat (9/11) siang menganugerahkan gelar kepahlawanan nasional dan bintang jasa tanda kehormatan Republik Indonesia kepada sembilan putra-puteri terbaik bangsa. Acara penganugerahan tanda dan bintang kepada ahli waris para pahlawan bertempat di Istana Negara, disaksikan Wapres Jusuf Kalla, sejumlah menteri kabinet dan para keluarga pahlawan.Presiden Yudhoyono, berturut-turut menyematkan tanda jasa dan bintang kehormatan kepada ahli waris pejuang atas tindak kepahlawanan dalam merebut, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan, yang dapat dijadikan sebagai teladan bagi seluruh warga Indonesia.Gelar Pahlawan Nasional ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 066/TK/Tahun 2007 kepada Alm. Mayjen TNI (Purn) dr. Adnan Kapau Gani, dan Alm Dr Ide Anak Agung Gde Agung.Alm dr. Adnan Kapau Gani, kelahiran 16 September 1905, di Kecamatan Palembayan, Agam Sumatera Barat, adalah pahlawan yang berjuang Sumatera Selatan, semasa hidupnya berjuang melawan penjajah dan sebagai salah seorang penggagas Kongres Sumpah Pemuda 1928.Sedangkan Ide Anak Agung, lahir di Gianyar, Bali 24 Juli 1921, adalah diplomat ulung dan pernah menduduki jabatan Mendagri dalam kabinet Republik Indonesia Serikat (RIS) dan memperoleh gelar doktor dari Utrecht, Belanda.Gelar pahlawan nasional dan mendapat bintang Mahaputera Adipradana diberikan kepada Alm Mayjen TNI (Purn) Prof Dr Moestopo, dan kepada Alm Brigjen TNI (Anumerta) Ignatius Slamet Rijadi. Pemberian gelar diberikan berdasarkan Kepres Nomor 006/TK/Tahun 2007 tanggal 6 November 2007.Dr Mustopo pejuang kemerdekaan lahir di Kediri, Jawa Timur, 13 Juli 1913 ini, mantan Ketua Badan Kehormatan Rakyat (BKR) dan jasa-jasanya antara lain aktif di dunia pendidikan tinggi seperti pendiri Universitas Dr Moestopo.Slamet Rijadi wafat di usia muda atau usia 23 tahun pada 4 November 1950, merupakan tokoh pendiri Resimen 26 Tentera Keamanan Rakyat (TKR), dan memberi andil mengamankan Kota Solo pada 1948 dari agresi Belanda. Tahun 1950 Slamet Riyadi juga berjuang menumpas DI/TII dan pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS).Keppres Nomor 067/TK/Tahun 2007 menetapkan pemberian gelar pahlawan nasional dan Bintang Mahaputra Utama kepada Ahmad Dahlan Ranuwihardjo SH, dan Prof Dr Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy.Ahmad Dahlan Ranuwihardjo lahir di Pekalongan, 13 Desember 1925 di Pekalongan, semasa hidupnya mantan Anggota Badan Pekerja MPRS (1966-1968) dan berjasa dalam pergerakan Indonesia, dalam revolusi fisik dan pendirian serta pengembangan organisasi kemahasiswaan.Sedangkan Prof Dr Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, lahir di Lhokseumawe, 10 Maret 1904 adalah seorang ulama besar dan aktif di dunia pendidikan antara lain pernah menjabat Guru Besar Syariah IAIN Sunan Kalijaga, Jogjakarta.Satu-satunya pahlawan dari kalangan perempuan yang mendapat gelar pahlawan nasional dan memperoleh Bintang Jasa Utama adalah Rohana Koeddoes, yang diterima berdasarkan Kepres Nomor 068/TK/Tahun 2007.Wanita berdarah Minang ini lahir di Koto Gadang, Sumatera Barat 20 Desember 1884. Semasa hidupnya Rohana merupakan srikandi Islam yang aktif di bidang pendidikan dan jurnalistik.Gelar pahlawan dan mendapat Bintang Budaya Parama Dharma berdasarkan Kepres Nomor 069/TK/Tahun 2007, disematkan keluarga kepada Alm Nya Abbas Akup dan Alm Daeng Soetigna. Nya Abbas Akup, kelahiran Malang 22 April 1932, semasa hidupnya berprofesi sutradara film, dan penulis skenario. Melalui karya-karyanya antara lain Boneka dari India, Kejarlah Daku Kau Kutangkap berhasil menyabet piala Festival Film bukan saja di Indonesia tetapi juga di tingkat Asia.Bintang Budaya Parama Dharma juga diperoleh Daeng Soetigna, yang merupakan tokoh pendidik dan guru pengembang dan pelestari seni musik angklung. Pria kelahiran Bandung, 13 Mei 1908 ini berkali-kali mendapat penghargaan dari Pemda Jabar dan DkI Jakarta sebagai sosok yang loyal mengembangkan seni musik angklung dan kesenian Pasundan,hingga ke tingkat internasional. (ANTARA/IMA)
JAKARTA, Kompas,JUMAT - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Jumat (9/11) siang menganugerahkan gelar kepahlawanan nasional dan bintang jasa tanda kehormatan Republik Indonesia kepada sembilan putra-puteri terbaik bangsa. Acara penganugerahan tanda dan bintang kepada ahli waris para pahlawan bertempat di Istana Negara, disaksikan Wapres Jusuf Kalla, sejumlah menteri kabinet dan para keluarga pahlawan.Presiden Yudhoyono, berturut-turut menyematkan tanda jasa dan bintang kehormatan kepada ahli waris pejuang atas tindak kepahlawanan dalam merebut, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan, yang dapat dijadikan sebagai teladan bagi seluruh warga Indonesia.Gelar Pahlawan Nasional ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 066/TK/Tahun 2007 kepada Alm. Mayjen TNI (Purn) dr. Adnan Kapau Gani, dan Alm Dr Ide Anak Agung Gde Agung.Alm dr. Adnan Kapau Gani, kelahiran 16 September 1905, di Kecamatan Palembayan, Agam Sumatera Barat, adalah pahlawan yang berjuang Sumatera Selatan, semasa hidupnya berjuang melawan penjajah dan sebagai salah seorang penggagas Kongres Sumpah Pemuda 1928.Sedangkan Ide Anak Agung, lahir di Gianyar, Bali 24 Juli 1921, adalah diplomat ulung dan pernah menduduki jabatan Mendagri dalam kabinet Republik Indonesia Serikat (RIS) dan memperoleh gelar doktor dari Utrecht, Belanda.Gelar pahlawan nasional dan mendapat bintang Mahaputera Adipradana diberikan kepada Alm Mayjen TNI (Purn) Prof Dr Moestopo, dan kepada Alm Brigjen TNI (Anumerta) Ignatius Slamet Rijadi. Pemberian gelar diberikan berdasarkan Kepres Nomor 006/TK/Tahun 2007 tanggal 6 November 2007.Dr Mustopo pejuang kemerdekaan lahir di Kediri, Jawa Timur, 13 Juli 1913 ini, mantan Ketua Badan Kehormatan Rakyat (BKR) dan jasa-jasanya antara lain aktif di dunia pendidikan tinggi seperti pendiri Universitas Dr Moestopo.Slamet Rijadi wafat di usia muda atau usia 23 tahun pada 4 November 1950, merupakan tokoh pendiri Resimen 26 Tentera Keamanan Rakyat (TKR), dan memberi andil mengamankan Kota Solo pada 1948 dari agresi Belanda. Tahun 1950 Slamet Riyadi juga berjuang menumpas DI/TII dan pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS).Keppres Nomor 067/TK/Tahun 2007 menetapkan pemberian gelar pahlawan nasional dan Bintang Mahaputra Utama kepada Ahmad Dahlan Ranuwihardjo SH, dan Prof Dr Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy.Ahmad Dahlan Ranuwihardjo lahir di Pekalongan, 13 Desember 1925 di Pekalongan, semasa hidupnya mantan Anggota Badan Pekerja MPRS (1966-1968) dan berjasa dalam pergerakan Indonesia, dalam revolusi fisik dan pendirian serta pengembangan organisasi kemahasiswaan.Sedangkan Prof Dr Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, lahir di Lhokseumawe, 10 Maret 1904 adalah seorang ulama besar dan aktif di dunia pendidikan antara lain pernah menjabat Guru Besar Syariah IAIN Sunan Kalijaga, Jogjakarta.Satu-satunya pahlawan dari kalangan perempuan yang mendapat gelar pahlawan nasional dan memperoleh Bintang Jasa Utama adalah Rohana Koeddoes, yang diterima berdasarkan Kepres Nomor 068/TK/Tahun 2007.Wanita berdarah Minang ini lahir di Koto Gadang, Sumatera Barat 20 Desember 1884. Semasa hidupnya Rohana merupakan srikandi Islam yang aktif di bidang pendidikan dan jurnalistik.Gelar pahlawan dan mendapat Bintang Budaya Parama Dharma berdasarkan Kepres Nomor 069/TK/Tahun 2007, disematkan keluarga kepada Alm Nya Abbas Akup dan Alm Daeng Soetigna. Nya Abbas Akup, kelahiran Malang 22 April 1932, semasa hidupnya berprofesi sutradara film, dan penulis skenario. Melalui karya-karyanya antara lain Boneka dari India, Kejarlah Daku Kau Kutangkap berhasil menyabet piala Festival Film bukan saja di Indonesia tetapi juga di tingkat Asia.Bintang Budaya Parama Dharma juga diperoleh Daeng Soetigna, yang merupakan tokoh pendidik dan guru pengembang dan pelestari seni musik angklung. Pria kelahiran Bandung, 13 Mei 1908 ini berkali-kali mendapat penghargaan dari Pemda Jabar dan DkI Jakarta sebagai sosok yang loyal mengembangkan seni musik angklung dan kesenian Pasundan,hingga ke tingkat internasional. (ANTARA/IMA) Selengkapnya...

Minggu, 10 Agustus 2008

SOSOK : Askar Wataniah



Dari Portal KementerianPertahanan Malaysia 15 Feb 2008
www.mod.gov.my
1. Apakah itu Askar Wataniah?
Askar Wataniah (AW) adalah badan sukerela yang berlainan dari badan-badan sukarela yang lain. AW merupakan angkatan simpanan Tentera Darat Malaysia sebagai benteng kedua di dalam mempertahankan negara kita yang tercinta ini. Penyertaan saudara-saudari di dalam Askar Wataniah akan merupakan satu sumbangan murni di dalam menyahut seruan ibu pertiwi sesuai dengan konsep HANRUH (Pertahanan Menyeluruh) yang ditetapkan di dalam dasar pertahanan negara.

HANRUH antaranya menetapkan bantuan nasional termasuk pengembelingan semua sumber negara disamping penglibatan angkatan tentera.
Sebagai sebuah negara yang berkembang untuk mencapai matlamat sebuah negara yang maju dengan Wawasan 2020, setiap pihak dan rakyat perlu memainkan peranan di dalam pembangunan dan pertahanan negara dan hendaklah menjadikannya sebagai sebahagian dari aktiviti masyarakat.
2. Bagaimanakah saya dapat menyertai Askar Wataniah?
Sekiranya saudara/saudari ingin menyertai Askar Wataniah pada hari ini, silalah berhubung dengan pasukan-pasukan Tentera Darat atau Askar Wataniah yang berhampiran. Saudara/saudari juga boleh menghubungi Bahagian Pasukan Simpanan (BPS) untuk keterangan lanjut di alamat berikut :-

Bahagian Simpanan Tentera Darat
Markas Tentera Darat
Wisma Pertahanan
Jalan Padang Tembak
50634 Kuala Lumpur
Tel : 03-2921333 / 03-2941536 samb. : 2287 / 2290

Rejimen Askar Wataniah
Dikutip dari : Wikipedia Bahasa Melayu, ensiklopedia bebas.
Lompat ke: navigasi, gelintar

Rejimen Askar Wataniah adalah pasukan simpanan di dalam Tentera Darat Malaysia. Dahulunya dikenali Pasukan Simpanan Tentera Darat. Rejimen Askar Wataniah adalah pasukan barisan paling akhir sekali dalam medan pertempuran. Terdapat percahan dalam askar wataniah. Antaranya. Elemen tempur, bantuan tempur, bantuan perkhidmatan, elemen pakar, PALAPES, dan elemen PARA.

Pasukan kerahan. Cawangan latih. Elemen tempur merupakan pasukan sementara. Setiap parlimen ada 1 kampeni askar wataniah (tempur). Elemen bantuan tempur, elemen pakar dan bantuan perkhidmatan adalah wataniah didalam kor @ rejimen masing masing.

Setiap Kor @ rejimen ada wataniah nya sendiri kecuali Rejimen Askar Melayu (RAMD), Rejimen Renjer Diraja (RRD), Kor Agama Angkatan Tentera (KAGAT) Group Gerak Khas (GGK) dan Pasukan Udara Tentera Darat (PUTD). Elemen pakar adalah bidang khusus tertentu di dalam wataniah. Contohnya. Pakar pelabuhan, pakar semboyan, pakar bekalan air, pakar stesen janakuasa elektrik. PALAPES adalah pasukan melatih kadet yang terdiri dari penuntut untuk ditauliahkan sebagai pegawai askar wataniah di Institut Pengajian Tinggi Awam (IPTA).

Elemen PARA adalah wataniah di kalangan pasukan payung terjun. Pasukan Kerahan adalah Pasukan wataniah yang berkhidmat sepenuh masa. Tugasnya sama seperti pasukan tetap. Cawangan latih ialah pasukan yang melatih sekumpulan atau sesaorang untuk direkrutkan menjadi Askar Wataniah. Setiap briged ada 1 rejimaen Wataniah PARA. Setiap Pasukan wataniah dibawah pengurusan Rejimen Askar Wataniah (RAW), kecuali bantuan tempur. bantuan perkhidmatan dan elemen pakar. Selengkapnya...

Jakarta Independent Media Center jakarta.indymedia.org



Diskusi di Toko Buku Ultimus Bandung Dibubarkan Pemuda Panca Marga dan Polisi
Dikirim oleh : IMC Jakarta
Pada tanggal : 15-12-2006, 06:10
nasional / represivitas aparat / feature

Beberapa peserta diskusi ditangkap dan ditahan

Diskusi Gerakan Marxisme Internasional dengan topik gerakan buruh di Kanada yang digelar di Toko Buku Ultimus, Jl Lengkong, Bandung, dibubarkan polisi dan Pemuda Panca Marga, saat baru berjalan sekitar 20 menit. Diskusi ini menghadirkan pembicara aktivis buruh di Kanada asal Indonesia Suprapto Marhaen (26). Diskusi dimulai sekitar pukul 19.00 WIB, Kamis (14/12), dihadiri sekitar 50 peserta yang kebanyakan adalah para mahasiswa.

Link: Kronologis | Pernyataan Sikap atas Pembubaran Diskusi di Ultimus | ULTIMUS: Sebuah Kesaksian Premanisme | Tragedi Ultimus | Surat Kontras untuk Kapolri | Kumpulan Informasi Pembubaran Diskusi di Ultimus Bandung (rumahkiri.net)

Sebelum acara dimulai, di depan Toko Buku Ultimus itu sudah dipenuhi sekitar 30 orang berbaju loreng hijau dan kuning dari Pemuda Panca Marga. Seorang anggota Pemuda Panca Marga bernama Adang Supriyadi kemudian masuk ke dalam toko buku sambil berteriak-teriak kepada penjaga toko dan pengunjung toko buku. Anggota Panca Marga lainnya menyusul masuk ke dalam toko buku dan menuju lokasi acara diskusi di halaman toko buku.

Saat itu acara baru saja dimulai, moderator menjelaskan, kegiatan ini hanyalah diskusi biasa dan tidak ada tendensius apa-apa. Para anggota Pemuda Panca Marga awalnya hanya duduk-duduk dan di belakang para peserta.

Namun, ketika pembicara aktivis buruh di Kanada asal Indonesia Suprapto Marhaen akan memulai diskusi, tiba-tiba komandan Panca Marga, Adang Supriyadi maju ke meja pembicara, langsung merampas mikrofon. Adang yang mengaku sebagai Persatuan Masyarakat Anti Komunis dengan arogan berteriak membubarkan acara, "Kegiatan komunis tidak relevan lagi. Kami sebagai warga Bandung tidak setuju ada kegiatan komunis di sini. Jangan jadikan Bandung menjadi celah kecil untuk perkembangan komunis di Indonesia. Kami mohon maaf agar kegiatan ini dibubarkan. Saya harap semua hadirin di sini untuk membubarkan diri."

Serentak para anggota Panca Marga yang sebelumnya hanya berdiri di belakang langsung melempar dan merusak kursi-kursi.

Marhaen langsung menyelamatkan diri bersama panitia lainnya menuju ke kampus Universitas Pasundan (Unpas) yang letaknya tepat di depan Toko Buku Ultimus itu. Kericuhan berlanjut hingga halaman kampus Unpas. Terjadi dorong-dorongan dan perang mulut antara peserta diskusi dengan anggota Panca Marga.

Anggota Panca Marga lantas melakukan sweeping hingga ke dalam Kampus Unpas. Komandan Panca Marga, Adang Supriyadi, bersama puluhan anggotanya pun langsung menculik 8 orang termasuk Marhaen, serta Koordinator Toko Buku Ultimus, Bilven, dan membawa mereka ke Polwiltabes Bandung. "Ini hanya untuk mengamankan. Bukan ditahan. Mau dibawa ke Polwiltabes. Dan ini sudah ada koordinasi," ujarnya.

Setelah situasi mereda, sekitar 10 orang peserta kembali lagi ke lokasi diskusi. Tiba-tiba belasan anggota Polres Bandung Tengah yang dipimpin Kapolres AKBP Mashudi mendatangi tempat diskusi, membubarkan dan kembali menangkap para peserta yang berada di lokasi diskusi. Sejumlah atribut seperti poster bergambar Karl Marx dan atribut yang masih tersisa di tempat diskusi itu langsung disita. Lokasi diskusi termasuk Toko Buku Ultimus juga disegel dan dipasangi police

Selengkapnya...

KORPS YUDHA PUTRA



POKOK - POKOK ORGANISASI dan PROSEDUR KORPS YUDHA PUTRA
BAB I PENDAHULUAN
PASAL 1
Korps Yudha Putra dimaksudkan adalah sebagai wadah perwujudan pencapaian tujuan organisasi Pemuda Panca Marga dalam rangka ikut aktif mengembangkan Sishankamrata sebagai kekuatan rakyat terlatih dan Cadangan Nasional

Pasal 2
Korps Yudha Putra Pemuda Panca Marga adalah merupakan salah satu pilar dalam Keluarga Besar TNI / POLRI yang mengemban tugas menunjang konsepsi strategis kemanunggalan TNI dan POLRI dan Rakyat

BAB II LANDASAN DAN TUJUAN
Pasal 3
Landasan idiil Korps Yudha Putra :
Pancasila
Landasan Hukum Korps Yudha Putra :
Pasal 30 Ayat 1 UUD '45
Undang-Undang No. 7 Tahun 1967 tentang Veteran Republik Indonesia
Undang-Undang No. 20 Tahun 1982 tentang Pokok-Pokok Pertahanan Nasional
Undang-Undang No. 1 Tahun 1988 tentang perubahan UU No 20 tahun 1982
Doktrin Hankamnas dan Doktrin perjuangan TNI "Catur Dharma Eka Karma"
Doktrin Wawasan Nusantara
AD / ART Pemuda Panca Marga

Pasal 4
Korps Yudha Putra bertujuan :
a.Membentuk kesadaran Nasional dengan menumbuhkan Jiwa Patriotisme Idealisme dan
kesetiakawanan yang dijiwai oleh Moral Pancasila.
b.Turut mewujudkan integrasi TNI/POLRI dan Rakyat
c.Membentuk Kader Kewiraan yang berTaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bersifat
Kesatria, Berwatak, berkecerdasan, dan turut aktif memelihara kedaulatan Negara
Kesatuan Republik Indonesia

BAB III SIFAT DAN KEDUDUKAN
Pasal 5
Korps Yudha Putra merupakan suatu lembaga / alat kelengkapan Organisasi Pemuda Panca Marga dalam rangka pengembangan dan pelaksanaan Program Pemuda Panca Marga dibidang Sishankamrata dan Kewiraan

BAB IV TUGAS POKOK
Pasal 6
Korps Yudha Putra mempunyai tugas pokok :
Mewujudkan pertahanan sipil dibidang Perlawanan Rakyat (WANRA), Perlindungan Masyarakat (LINMAS), Cadangan Nasional (CADNAS) dan turut serta membantu Pemerintah dalam rangka membantu Pemerintah dalam rangka pembinaan Teritorial

CATATAN :
PERIODE SUSUNAN PEJABAT KOMANDAN KORPS YUDHA PUTRA

1. Letjen (TNI) Sarwo Edhi Wibowo Periode : 1983 - 1987
2. Kolonel dr. Sudarso Periode : 1987 - 1990
3. Surya Dharma Tahir Periode : 1990 - 1994
4. Agoes Soelaiman Singedekane Periode : 1994 - 1997
5. Drs H Djoko Purwongemboro Periode : 1997 - 2001
6. Erdin Odang Periode : 2001 - 2007. Selengkapnya...

SEJARAH SINGKAT PEMUDA PANCA MARGA

Berawal dari keinginan putra-putri Veteran RI untuk menghimpun diri dalam satu wadah organisasi yang tumbuh dan berkembang di berbagai daerah / propinsi, antara lain di Sumatera Utara tahun 1966 dengan mendirikan Kesatuan Anak-Anak Veteran RI (KAVRI), di Bali tahun 1971 mendirikan persatuan Persatuan Pemuda Panca Marga (P3M), dan di Jakarta tahun 1978 mendirikan Ikatan Putra - Putri Veteran RI (IPVRI).
walaupun satu sama lain tidak mengadakan komunikasi timbal balik, namun putra - putri Vetaran tersebut sama-sama mempunyai tekad untuk meneruskan cita-cita perjuangan veteran RI mengisi kemerdekaan dengan berkiprah dalam Pembangunan Nasional sebagai wujud pengamalan PAncasila.
Dalam Kongres III Legiun Veteran RI Tahun 1973 di agendakan pembahasan tentang pembinaan dan pemdayagunaan potensi putra - putri Veteran RI dalam satu wadah.
pentingnya menjajaki kemungkinan meningkatnya secara nasional adalah ditinjau dari sudut kepentingan Pembangunan Bangsa, agar putra - putri Veteran RI lebih terarah untuk berperan serta dalam Pembangunan Nasional dan sebagai jembatan langsung dalam usaha mewarisi dan melestarikan jiwa Semangat dan Nilai-nilai'45.
Kemudian gagasan untuk menjajagi kemungkinan tersebut diputuskan pada Kongres IV LVRI tahun 1978 dengan mencantumkan beberapa PEMUDA PANCA MARGA sebagai salah satu anak organisasi Legiun Veteran RI dalam Anggran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga LVRI,dengan Keputusan Presiden RI Nomor 25 Tahun 1980 dan Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga LVRI tahun 1983 dengan KEPRES No 61 Tahun 1984.
Sebagai lanjutan Pimpinan Pusat Legiun Veteran memprakasai penyelenggaraan Rapat Kerja Nasional Paripurna di Jakarta tanggal 20 - 22 Januari 1981 yang dihadiri oleh para eksponen putra - putri Veteran RI di daerah propinsi masing-masing.
Rapat Kerja para eksponen putra - putri Veteran RI itu bersepakat mendirikan organisasi PEMUDA PANCA MARGA yang berlingkup nasional dicetuskan pada tanggal 22 Januari 1981 dan membentuk Pimpinan Pusat ( Sementara ) PEMUDA PANCA MARGA di daerah / propinsi yang belum mendirikan organisasi PEMUDA PANCA MARGA serta bertugas menyelenggarakan Musyawarah Kerja Nasional ( MUKERNAS ) PEMUDA PANCA MARGA tanggal 7 s.d 10 Nopember 1983 di Pandaan, Surabaya, Jawa Timur.
Untuk lebih mempertegas keberadaan PEMUDA PANCA MARGA, dengan persetujuan Legiun Veteran RI maka pada tanggal 22 Januari 1987 PEMUDA PANCA MARGA meresmikan kemandiriannya dengan menempatkan penyesuaian kedudukan Pemuda Panca marga menjadi Organisasi Kemasyarakatan yang mandiri untuk berperan serta dalam :
- Mewarisi dan melestarikan Jiwa Semangat dan Nilai-Nilai '45 ;
- Pembangunan Nasional ;
- Mengembangkan dan melaksanakan SISHANKARATA

Tanpa mengurangi kemandirian sebagai organisasi Kemasyarakatan, PEMUDA PANCA MARGA yang berada dalam lingkungan Keluarga Besar ABRI menjalin hubungan kesejahteraan aspirasi dan koordinasi dengan Legiun Veteran RI serta berusaha untuk berhimpun dalam wadah pembinaan dan pengembangan sejenis (Kepemudaan).
Sumber : Buku Saku PEMUDA PANCA MARGA 1989
Selengkapnya...

Sabtu, 09 Agustus 2008

DIKLADER PRATAMA RESIMEN V YUDHA PUTRA BATALYON I

9 Agustus 2008, bertempat dilapangan Makodin 0418 di Jalan Merdeka Palembang telah dibuka PENDIDIKAN DAN LATIHAN KADER PRATAMA RESIMEN V YUDHA PUTRA BATALYON I PPM KOTA PALEMBANG yang diikuti sebanyak 33 orang peserta dan pembukaan dilangsung di pimpin oleh Komandan Kodim 0418 Palembang Letkol Inf. YUSWANDI, yang diikuti oleh anggota Koramil Kodya Palembang dan anggota PPM Kota dibawah Komando YUSUF SULAIMAN SINGEDEKANE SH, yang baru saja dilantik pada Selasa tanggal 10 juni 2008 bertempat di Gedung MADA PPM GRAHA LVRI jalan Rajawali No. 22 Palembang.
Latihan dilaksanakan selama 3 ( tiga ) hari, tempat MAKODIM 0418 dan Situs Purbakala Karang Ayer Gandus, Senen 11 Agustus 2008 waktu Penutupan Diklader dinyatakan 2 ( dua ) orang Gugur / Tidak LULUS , bagi Siswa yang dinyatakan lulus lansung dilaksanakan Upacara Penutupan dan Pembayatan serta Pemasangan BARET PPM oleh DANMEN V YUDHA PUTRA ENDIRSYAH ZAINAL SH MM MH NIK 94.10.9010 dan mereka sudah Resmi menjadi RESIMEN V YUDHA PUTRA BATALYON I PPM KOTA Palembang :

I. DASAR
1. Pasal 30 Ayat 1 UUD 1945
2. Undang-undang nomor 07 tahun 1967 tentang pokok-pokok Veteran RI
3. Undang-undang nomor 1 tahun1988 tentang pokok-pokok pertahanan keamanan Negara RI
4. Program kerja Pimpinan Pemuda Panca Marga
5. Program Kerja Komando Resimen V Yudha Putra
6. Hasil Pleno lengkap Pimpinan Pemuda Panca Marga
7. Surat Keputusan Pimpinan Pemuda Panca Marga
8. Surat Perintah Komando Resiman V Yudha Putra nomor 005/Sprint/MEN V/VIII/2008, tentang pembentukan Panitia DIKLADER Resimen V Yudha Putra.

II. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Untuk membntu aparat Teritorial dalam Kamtibmas, Linmas, Wanra sebagaimana dalam rangka memanifestasikan dan melaksanakan Tugas Pertahanan Keamanan Nasional maupun Kekuatan Rakyat Terlatih ( RAKTIH )
2. Untuk menanamkan semangat Patriotisma dan Idealisme Veteran RI sebagaimana bahwa organisasi PPM adalah Wadah / Wahana berhimpun para Putra Putri Veteran RI yang mempunyai rasa tanggung jawab moril yang tinggi terhadap kelangsunga berbangsa dan bernegara.
3. Membentuk anggota PPM yang memiliki keberanian dan ketangkasan yang selalu Siap Berkorban demi kepentingan UMUM dalam Nusa Bangsa dan Negara serta Tanah Air.
4. Sebagai unsur pelaksana Veteran RI dalam menjalankan fungsi pertahanan keamanan Negara, yang sudah tentu memiliki / mempunyai keahlian khusus dalam Dasar-dasar Kemeliteran / Keprajuritan yang selalu dibekalai disiplin yang tinggi.

III. Sasaran yang ingin dicapai :
1. Memahami tentang pengetahuan taktik dan tehnik Dasar Kemeliteran sehingga cakap dalam melaksanakan setiap bentuk disiplin dan Tata Tertib RESIMEN serta Peraturan Meliter Dasar.
2. Terbentuknya anggota RESIMEN YUDHA PUTRA sebagai kekuatan bangsa yang mampu mewarisi dan melestarikan PANCA SILA serta Unsur-unsur yang dapat meneruskan dan mengembangkan kekuatan JIWA dan Semangat Juang nilai-nilai 1945.
3. Agar anggota PPM berjiwa PATRIOTISME serta membela Ideologi Bangsa dan Negara dalam rangka Ketahanan Nasional agar dapat ikut serta dalam kehidupan Bermasyarakat dan Bernegara Selengkapnya...