Salah satu tradisi acara 17 belasan di Palembang bahkan di beberapa kota di Indonesia adalah Panjat Pinang ini, di sebuah desa tidak jauh dari Palembang acara ini justru diadakan pada hari lebaran. Konon cerita Panjat pinang ini adalah mainan Pandjat Pinang Doeloe Mainan Pendjajah ini ceritanya yang saya ambil dari okzone.com
Pandjat Pinang Doeloe Mainan Pendjajah
Arpan Rachman - Okezone
PALEMBANG - Siapa yang tahu sejarahnya sejak kapan permainan panjat pinang?
Emi Bachtiar (78), janda pensiunan seorang pejuang kemerdekaan di Palembang, mengungkapkan masa kecilnya sebelum Indonesia merdeka awal 1930-an, panjat pinang sudah jadi permainan.
Para lelaki kuat berotot kulit sawo-matang pribumi harus saling injak bahu-membahu untuk membentuk "tangga hidup" demi menjangkau pucuk sebatang pohon pinang yang licin lantaran diolesi minyak gemuk atau oli.
Tujuannya satu, nostalgia Emi, mendapat hadiah. Bentuknya berupa sebungkus keju atau gula pasir. "Penghajat acara panjat pinang dulu biasanya keluarga Belanda," tutur nenek dua cucu, warga Jalan RW Monginsidi, Palembang.
Atau mungkin saja diadakan keluarga pribumi kaya-raya yang notabene penyekongkol penjajah. Hajatnya macam-macam perayaan ulang tahun atau pernikahan.
TF Wijaya, pengamat perilaku sosial, mengecam panjat pinang sebagai permainan yang menghinakan.
Menurutnya, di sejumlah negara ada tradisi menghamburkan kekayaan setiap perayaan kemerdekaan. Pesta lempar-lemparan tomat di Spanyol, minum bir bersama di Jerman, dan makan ayam kalkun di Amerika Serikat. Hal itu menunjukkan bahwa tujuan kemerdekaan telah membuat penduduk bangsa menjadi kaya-raya.
"Bagaimana tidak dihinakan, sekelompok orang disuruh memanjat pohon untuk meraih hadiah, biasanya kebutuhan sehari-hari atau barang mewah yang dimpikan orang miskin," kata Wijaya.
Dan... Penonton yang menyaksikan kelucuan di arena panjat pinang tersenyum ala sinyo dan noni-noni....
Kamis, 21 Agustus 2008
HIBURAN RAKYAT
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar